Tulisan ini masih merupakan rangkaian dari Asmat trip, pada kesempatan ini saya akan mengangkat salah satu karya anak bangsa yang menurut penilaian pribadi saya adalah sebuah master piece dalam kategori perencanaan kota (urban Planning). Kota Baru Tomor adalah sebuah kota satelit yang berfungsi sebagai kota industri, perdagangan serta jasa. Yang melayani wilayah utara Kabupaten Asmat serta menjadi pintu gerbang untuk Kabupaten-kabupaten hinterland diantaranya Kabupaten Nduga dan Yahukimo.
Tomor adalah salah satu desa yang terletak di Distrik Suru-Suru Kabupaten Asmat. Menurut RTRW Kabupaten Asmat 2010-2030 Tomor adalah titik pertumbuhan baru di Kabupaten Asmat. Potensi yang dimiliki oleh desa ini adalah terletak pada kawasan budi daya perkebunan serta hutan produksi. Selain itu keistimewaan fisik alami desa Tomor adalah terletak diantara dua jalur sungai yaitu sungai Lorentz dan unier. Kondisi ini mirip dengan kondisi Negara Irak yang diapit oleh dua buah sungai yaitu eufrat dan tigris. Dalam bahasa yunani daerah yang terletak di antara duah buah sungai disebut Mesopotamia.
|
Master Plan Kota Baru Tomor |
Daerah Mesopotamia memiliki tanah yang subur, hal ini karena kandungan zat hara yang melimpah diakibatkan proses alami seperti air sungai pasang. Hal ini juga bisa kita temui di Tomor. Desa ini termasuk salah satu daerah subur. Karena itu desa ini memiliki potensi budi daya perkebunan dan hutan produksi.
|
Master Plan Kota Baru Tomor |
Berdasarkan laporan akhir studi perencanaan kota tomor, luas wilayah perencanaan kota adalah 183,3 Ha, dengan batas-batas sebagai berikut :
a. Sebelah Utara : Berbatasan dengan desa Sagapu dan Tii
b. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Desa Munu
c. Sebelah Barat : Berbatasan dengan Desa Avemu
d. Sebelah Timur : Berbatasan dengan Desa Suru-Suru
Tema perencanaannya sendiri adalah Tomor sebagai kota Agro Industri dan Wisata. Kemudian tema tersebut dijabarkan secara garis besar dalam 5 (lima) konsep pengembangan diantaranya yaitu Agrobisnis, pariwisata, mitigasi, pelayanan masyarakat, budaya, dan city icon.
Tujuan dari perencanaan Kota baru Tomor adalah menjadi ICON baru di bagian Utara Kabupaten Asmat, konsepsi rencana yang diarahkan diuraikan sebagai berikut:
a) Bahwa MAIN SPASIAL dari luas lahan yang mencapai 1000 ha diperuntukan peran dan fungsinya sebagai kota baru;
b) Bahwa dalam tata peruntukan lahannya, konsep terbangun merupakan KONSEP TERPADU, dimana pencapaian dominan yang diharapkan dari konsep ini memberikan landasan pelayanan publik yang lebih efisien dan efektif, baik dilihat dari sisi koordinasi antar ruangnya maupun dari sisi fleksibilitas pola pemanfaatan kawasannya;
c) Bahwa dalam penyusunan kerangka wilayah, pola-pola yang terbangun merupakan POLA AXIS dengan panjang 37.649.031 m. Dimana spot spasial Kota Baru Tomor menjadi fokus utama, yang dibingkai dengan kawasan-kawasan penunjang lainnya berupa Kawasan Perkantoran Publik/Private, Kawasan Bisnis, Kawasan Permukiman, Masjid dan RTH;
d) Bahwa pengembangan ruang rencana dilakukan dengan memanfaatkan secara optimum atas keterkaitan yang kuat, dari nilai rencana pemanfaatan matra darat dan matra air;
e) Bahwa dalam pencapaian kebutuhan ruang yang cukup, maka dilakukan proses cut and fill dari ruang eksisting yang menunjukkan keadaan topografi yang cukup beragam;
f) Bahwa dalam perencanaan peruntukan ruangnya, nilai-nilai lingkungan tetap menjadi bagian utama yang ikut diperhitungkan untuk membingkai kawasan rencana agar tetap lebih hijau, lebih tertata, nyaman, dan asri;
g) Bahwa dalam penyusunan kerangka pengembangan sistem jaringan pergerakannya, direncanakan menggunakan konsep multi akses, dimana pencapaian satu spot spaisal memungkinkan di tempuh dari berbagai arah, sehingga dari tata peruntukan pergerakan lalu lintasnya, daya dukung pergerakan untuk masa 20 tahun kedepan masih memenuhi peruntukannya.
h) Bahwa dalam kepentingan mengakomodasi kajian mitigasi yang lebih terukur, maka konsepsi rencana yang dilakukan mengikuti kajian-kajian teknis dari proses mitigasi tersebut (mitigasi Tsunami, Longsor, dan gempa bumi).
Pembangunan Kawasan Kota Baru Tomor dititikberatkan pada sektor pembangunan perkantoran government maupun perkantoran umum yang berfungsi sebagai kawasan publik. Tahapan pembangunan Kawasan Kota Baru Tomor ini biasanya dilakukan secara bertahap dan dalam kurun waktu yang panjang, misalnya lebih dari 15 tahun untuk melaksanakan pembangunannya.
Analogi master plan Kota Baru Tomor adalah jaring laba-laba. Analogi ini memberikan arti bekerja keras, sabar, disiplin, jujur serta pantang menyerah. Diharapkan penduduk kota ini nantinya mampu menjabarkan arti dari analogi desain Kota Tomor ini dalam kehidupan bermasyarakat. Sehingga tujuan dari desain kota baru ini bisa tercapai. Ide desain Kota Tomor dengan analogi jaring laba-laba muncul dari hasil diskusi beberapa arsitek muda yang diamanahkan oleh Pemda setempat untuk mendesain Kota Baru Tomor. Setelah melakukan beberapa diskusi, Tanya jawab dengan nara sumber serta melakukan beberapa kajian maka diputuskanlah untuk menggunakan jaring laba-laba sebagai analogi dari desain master plan Kota Tomor.
Saya kagum akan karya arsitek serta urban planner kita, yang ternyata tidak kalah dari arsitek dan urban planner asing. Bahkan hal ini menjadi salah satu indikator bahwa lulusan kawasan timur Indonesia mampu berkarya tidak hanya skala local, nasional, bahkan regional (kawasan Asia Tenggara).
Saya secara kebetulan hadir Ketika desain akhir dari kota Tomor ini di presentasikan di hadapan pemerintah daerah Kab. Asmat yang juga dihadiri oleh Ketua-ketua FAR (Forum Adat Rumpun), LSM-LSM lingkungan seperti WWF dan beberapa tokoh masyarakat. Ternyata sebagian besar peserta presentasi menganggap bahwa Master Plan Kota Baru Tomor mirip dengan Master Plan Kota Kuala Kencana. Yang membuat saya heran karena dalam proses brainstorming sampai selesainya desain Kota Baru Tomor ini, teman-teman yang terlibat sama sekali belum mengenal kota Kuala Kencana.
Ketika saya mencari literature mengenai kota Kuala Kencana, ternyata secara garis besar master plan antara kedua kota ini mirip. Yang membedakan hanya kondisi fisik alami. Kuala Kencana adalah kota yang didesain didalam hutan, sedangkan Kota Baru Tomor didesain diantara dua buah sungai yaitu sungai Lorentz dan sungai unier. Karena itu saya melihat perencanaan Kota Baru Tomor sebagai “The Indonesian Mesopotamia”.